DKPP Jabar Sebut Masyarakat Lebih Familiar Daging Sapi Dan Ayam Ketimbang Daging Domba

Bandung (BRS) – Konsumsi daging domba di Jawa Barat (Jabar) masih tergolong rendah dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Beberapa faktor diantaranya adalah karena stok daging ayam dan sapi yang lebih tinggi ketimbang daging domba.

“Secara kuantitas di kita itu sangat banyak peternak domba, ketimbang peternak sapi dan ayam, namun memang dari segi pengolahan, daging ayam atau sapi lebih mudah diolah ketimbang daging domba,” ucap Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat, Indriantari usai acara Beja (Bewara Jawa Barat) di Gedung Sate Bandung, Senin (22/7/2024).

“Dan juga memang masyarakat lebih familiar dengan konsumsi daging sapi dan ayam, ditambah adanya kebiasaan konsumsi daging domba yang tidak sepopuler di daerah-daerah yang memang secara tradisional mengonsumsi daging ini,” ungkap Indriantari.

“Selain itu juga karena daging sapi lebih banyak disukai masyarakat, dan daging ayam dipilih karena lebih murah, sehingga masyarakat cenderung memilih alternatif yang lebih disukai dan murah,” imbuhnya.

Untuk itu, lanjut Indriantari, kemungkinan lainnya adalah kurangnya edukasi mengenai manfaat dan cara pengolahan daging domba.

“Masyarakat mungkin belum sepenuhnya menyadari bahwa daging domba memiliki nilai gizi yang tinggi dan bisa diolah menjadi berbagai macam hidangan yang lezat,” kata Indriantari.

Untuk itu, kata Indriantari, di Kontes Ternak dan Expo Pangan yang akan berlangsung di The Landen Lembang Kabupaten Bandung Barat pada 24 – 25 Juli 2024 mendatang, akan dihadirkan ratusan peternak domba se-Jawa Barat, selain peternak sapi perah dari 27 Kabupaten/Kota, Ayam Sentul dan Ayam Pelung.

“Nanti di sana juga akan ada edukasi mengenai ini ya,” jelasnya.

Lebih lanjut Indriantari menyebut bahwa saat ini pun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar juga sedang merevitalisasi sapi potong dan sapi perah pasca penurunan populasi akibat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang kambing, domba, sapi dan kerbau di 2022 lalu.

Indriantari mengatakan saat ini Pemprov Jabar sedang meningkatkan budidaya sapi lokal Jawa Barat yakni Sapi Pasundan karena lebih tahan pada berbagai penyakit.

“Sapi Pasundan ini banyak kelebihannya, meski bobotnya tidak sebesar sapi eksotik lainnya, tapi karkasnya mencapai 54-56 persen sehingga dagingnya lebih banyak, kemudian cara peliharanya juga mudah dan tidak gampang sakit,” ungkap Indriantari.

“Lalu mengapa sapi ini kita kembangkan, karena kan untuk sapi potong banyak yang didatangkan dari luar,” imbuhnya.

Untuk itu juga, kata Indriantari, Pemprov Jabar bekerjasama dengan perusahaan peternakan sapi perah PT Sumber Citarasa Alam (CSA) untuk mengembangkan populasi sapi perah dan produksi susu yang sempat terdampak PMK dan LSD (penyakit kulit benjol).

“Kerjasamanya dengan membuka kandang baru di Cianjur yang dapat menampung 200 sampai 300 ekor sapi perah,” kata Indriantari.

“Ini kita lakukan sekaligus untuk meningkatkan produksi susu yang saat ini kita ada diurutan ke tiga setelah Jawa Timur dan Jawa Tengah, padahal dulu kita ada diurutan pertama,” bebernya.

Terkait produksi susu, Direktur Utama PT SCA Dadang Suryana mengungkapkan bahwa produksi susu dalam negeri saat ini hanya bisa memenuhi 20 persen kebutuhan nasional, sementara sisanya datang dari impor.

Dalam kerjasama dengan Pemprov Jabar, Dadang mengatakan disiapkan lahan sekitar 1,2 hektare sebagai fasilitas kandang guna pembesaran dan penggemukan sapi perah.

“Tapi kami juga agak pusing, karena kalau 200 ekor itu kita harus menyiapkan ekstra lahan sekitar 20 hektare untuk hijauan makan ternak (HMT) guna pakannya. Karena selaku pengelola peternakan kami tenang kalau rumput itu sudah di tangan sebagai kebutuhan dasar sapi,” ucapnya.

Namun demikian, Dadang mengatakan hal tersebut merupakan langkah yang positif sebagai usaha meningkatkan populasi sapi perah di Jawa Barat, setelah dilakukan impor 127 indukan sapi perah dari Australia pasca wabah PMK dan LSD menyerang ternak.

Untuk diketahui, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) kembali akan menggelar Kontes Ternak dan Expo Pangan (KTEP) pada 24 – 25 Juli 2024 di The Landen Jalan Maribaya Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

KTEP 2024 ini akan menghadirkan 250 peternak Domba se Jawa Barat, dan menampilkan kontes Ayam Sentul, Ayam Pelung dan Sapi Pasundan. Lalu juga menghadirkan pangan gastronomi pengganti nasi, seperti susu, jagung, kentang, sukun, dan singkong.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *