Bandung (BRS) – Dalam sebuah diskusi seputar investasi di Bewara Jabar (BEJA) dengan tema ”Realisasi Investasi Jabar 2024 dan Prospek Ekonomi dalam Mendukung Investasi Jabar di Tahun 2025” di Aula Timur Gedung Sate Bandung, Selasa (11/2/2025), Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar Nining Yuliastiani mengungkapkan bahwa sektor industri pengolahan dan teknologi informasi komunikasi masih menjadi sektor utama yang menarik minat investor di sepanjang tahun 2024 lalu.
“Selain masuknya tahun lalu para investor sangat tertarik dengan sektor industri dan sektor teknologi komunikasi. Mereka itu menjadikannya industri padat modal, bahkan ada industri yang berbasis teknologi tinggi,” ungkap Nining.
Namun demikian, lanjut Nining, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar selain memberikan kemudahan perizinan, juga harus menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM).
“Kita harus seimbangkan. Penyerapan investasi cukup tinggi, tapi penyerapan tenaga kerjanya belum optimal. Masih sedikit SDM kita yang dipekerjakan,” jelas Nining.
“Berbagai langkah strategis dipersiapkan guna memberi kemudahan bagi investor untuk menanamkan modal di Jawa Barat, antara lain melalui aplikasi OSS dan pusat pelayanan terpadu satu pintu,” kata Nining.
“Ya buktinya di Jabar angka penganggurannya masih terbilang tinggi. Ini kan berarti tidak semua investasi itu mampu menyerap tenaga kerja,” ucapnya.
“Sinergi program kerja baru seperti West Java Investment Hub serta Investment Localpreneur Partnership turut sedia mendorong peningkatan investasi Jawa Barat 2025,” jelasnya.
“Jadi harus dibarengi. Investasi yang tinggi ya harus disesuaikan dengan berapa banyak kebutuhan tenaga kerjanya,” tegas Nining.
Nining menuturkan, sejauh ini banyak industri yang masuk ke Jabar merupakan industri berbasis teknologi tinggi (high-tech) dan padat modal. Oleh karena itu, Jabar harus mempersiapkan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.
“Selain kebutuhan tenaga kerja, ada faktor lain yang menyita perhatian industri, yakni karakter tenaga kerja, seperti disiplin, etos kerja, serta kesiapan mental untuk bekerja di industri,” jelas Nining.
“Ya dunia industri kan memang punya tuntutan yang berbeda dengan sektor lain. Jadi kita harus siapkan tenaga kerja yang tidak hanya memiliki keterampilan teknis, tetapi juga handal, berkarakter yang sesuai dengan kebutuhan industri. Jadi harus seimbang, tingginya investasi yang masuk harus dapat diimbangi dengan SDM yang handal,” pungkas Nining.