Bandung (BRS) – Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana mereaktivasi jalur kereta Banjar–Pangandaran sebagai bagian dari upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi kawasan selatan Jawa Barat.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyebut proyek ini bernilai sekitar Rp8 triliun dan akan digarap bersama PT Kereta Api Indonesia (KAI).
“Biayanya sekitar Rp8 triliun. Nanti kita lihat apakah kabupaten dan kota di wilayah tersebut mau ikut berpartisipasi atau tidak. Tapi kami optimistis bisa diselesaikan dalam tiga tahun ke depan,” ungkap Dedi di Bandung, Jumat (7/11/2025).
Menurutnya, proyek tersebut tidak membangun jalur baru, melainkan memperkuat jalur eksisting yang sudah ada.
Fokus utamanya pada peningkatan teknologi dan infrastruktur seperti sistem sinyal, bantalan rel, dan kondisi lokomotif.
“Ini bukan jalur baru, tapi reaktivasi. Sinyalnya diperkuat, bantaran dikokohkan, dan lokomotif diperbarui agar kecepatan bisa meningkat dari 100 menjadi 160 km per jam,” jelas Dedi.
Ia menyebut, peningkatan kecepatan kereta tersebut akan memperpendek waktu tempuh dan meningkatkan efisiensi transportasi dari Banjar ke Pangandaran serta konektivitas dengan jalur darat lainnya.
“Dulu kecepatan hanya 90–100 km per jam, nanti bisa 160. Kalau infrastruktur diperkuat, waktu tempuh yang dua jam bisa jauh lebih cepat,” tambahnya.
Selain membuka akses wisata Pangandaran, proyek ini juga diharapkan mendorong investasi dan pemerataan ekonomi di wilayah Priangan Timur.
“Transportasi ini penting untuk ekonomi daerah. Saat konektivitas membaik, investasi dan pariwisata ikut naik,” imbuhnya.
Dedi menargetkan proyek reaktivasi tersebut mulai dikerjakan melalui perubahan anggaran tahun depan.
“Kita harapkan di perubahan anggaran sudah bisa mulai. Ini jadi prioritas strategis untuk wilayah selatan,” pungkasnya.












