Bandung (BRS) – Bukan rahasia lagi berbagai produk fashion seperti Adidas, Nike, Louis Voutions, Gucci, Supreme dan lainnya kini sudah menyandang predikat merk terkenal atau global brand di dunia.
Local brand dinilai sangat memungkinkan berubah menjadi global brand, meskipun memang membutuhkan proses yang panjang.
CEO Manzone, FX Afat Adinata Nursalim menyebutkan salah satu strateginya yaitu harus melakukan apa yang sudah dikerjakan oleh global brand karena hal itu sudah menjadi pola bisnis di dunia.
“Yang lebih sulit itu kemudian bagaimana kita bisa mengimplementasikan dengan benar karena global brand tidak jauh lebih advance di depan kita di dalam membangun merk dan planingnya mereka sudah lebih jeli,”katanya ketika memberikan kuliah umum bagi mahasiswa Sekolah Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) di Bandung.
Pada kesempatan tersebut, Afat juga membeberkan berbagai tips memulai bisnis di bidang fashion dan retail kepada mahasiswa SBM ITB. Ia menuturkan bisnis di bidang fashion yang paling penting pertama kali adalah bagaimana mengenali desain yang disukai oleh target market pasar.
“Nah, untuk bisnis ritelnya sebenarnya adik-adik mahasiswa itu bisa nanti memilih mau menggunakan online atau offline. Jadi itu yang mereka harus lakukan untuk memulai bisnis fashion dan retail,” ungkapnya
Dia menilai sebenarnya riset pasar tidak perlu terlalu jauh tapi yang seharusnya dilakukukan yakni observasi. “Karena kita sendiri kan juga sebagai konsumen dan mana yang kita ingin jadikan target dan bagaimana menjadi produk yang mereka sukai,” imbuhnya
Selanjutnya, kata Afat, menentukan segmentasi produk yang bisa dilakukan melalui pendekatan demografi dan psikografi. Tujuannya, agar mampu melihat target market produk kita.
“Jadi kalau buat mahasiswa melakukan riset menurut saya agak terlalu kompleks yang paling mudah adalah mereka melakukan observasi. Di target mana yang ingin dijangkau,”paparnya
Afat menambahkan yang tidak kalah penting. Selalu melakukan pengemasan ptoduk dengan baik karena kalau tidak dikelola, maka fashion akan menjadi suatu produk yang jumlahnya banyak tapi sulit untuk dijual.
“Kita harus melihat perkembangan fashion ini ke arah mana. Agar produknya laku di pasaran,” tegasnya
Disinggung tentang perkembangan bisnis fashion di Indonesia, menurut Afat, saat ini pakaian casual masih trend terutama dikalangan anak muda. Dia mencontohkan di kalangan mahasiswa trend Joger maupun Denim masih akan terus disukai.
“Saat ini semua orang berpakaian itu sudah tidak terlalu formal lagi, apa lagi di generasi sekarang. Fashion yang casual itu masih akan menjadi trend yang disukai,” jelasnya
Adapun, potensi bisnis fashion di Indonesia akan semakin berkembang karena menjadi kebutuhan sandang bagi 250 juta jiwa penduduk Indonesia. Bahkan, saat ini fashion bukan hanya sekedar menjadi kebutuhan masyarakat saja melainkan lebih kepada gaya hidup.
“Bisnis fashion itu akan tetap potensial yang menjadi isu adalah bukan sebagai sandangnya tapi sekarang fashion sudah menjadi lifestyle. Yang paling sulit itu mengikuti lifestylenya bukan membuat produk fashionnya,” tutup Afat