LEBIH DARI 4000 PETANI MILENIAL DI JAWA BARAT DIWISUDA

Bandung (BRS) – Ada lebih dari 4000 petani milenial yang sepanjang 2022 lalu menjadi binaan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar).

Jumlah ini diketahui saat pelaksanaan Inaugurasi Petani Milenial di Aula Graha Sanusi UNPAD Bandung, Selasa (30/5/2023).

“Inaugurasi kali ini mengantarkan peserta dalam empat klasifikasi petani milenial, yaitu Utama, Madya, Lanjutan, dan Pemula,” ucap Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat pembukaan Inaugurasi di hadapan ribuan petani milenial yang memadati aula.

Sekilas dalam sambutannya, Gubernur memaparkan empat klasifikasi petani milenial tersebut. Yang pertama adalah Utama, ini untuk petani milenial yang sudah memiliki ekosistem yang mandiri. Pada 2021 jumlahnya 47 orang, 2022 berjumlah 18 orang.

Berikutnya adalah kategori madya yakni petani milenial yang sudah berusaha dan masih dalam tahap pemenuhan kebutuhan lanjutan. 2021 jumlahnya 293 orang, 2022 ada 267 orang.

“Berikutnya kategori lanjutan, petani Milenial yang baru atau sudah memulai usaha dan masih dalam tahap pemenuhan kebutuhan dasar. Pada 2021 ada 1031 orang dan 2022 menjadi 1988 orang,” kata Ridwan Kamil.

Terakhir, lanjut Gubernur, katagori pemula, yakni petani milenial yang belum berusaha dan belum memiliki pengalaman atau pemahaman tentang bertani. Pada 2021 jumlahnya ada 395 orang dan 2022 melonjak menjadi 4.272 peserta.

“Hari ini kami mewisuda 4.095 petani milenial yang masuk kriteria berhasil mengikuti pendampingan secara penuh kemudian mendapat perubahan dari sisi ekonomi dengan 4 kategori,” ungkapnya.

Ridwan Kamil mencatat terjadi peningkatan minat pendaftar pada 2022 dibanding 2021.

“Dari 4.000-an di tahun 2021 menjadi 20 ribuan di 2022 dan naik pendaftaran tahun ini di 30 ribuan pendaftar,” ucapnya.

Menurutnya tidak semua pendaftar diluluskan ke tahap awal karena harus ada seleksi umur, kelayakan dan lain-lain.

“Ini menandakan petani milenial sangat diminati sebagai jawaban akan menjadi sumber pertahanan pangan agar dijauhkan dari krisis pangan, membuktikan regenerasi petani akan terjaga,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *