ILMU MARKETING ALA SANDIAGA UNO DI KULIAH UMUM MBA ITB

Bandung (BRS) – Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, berbagi pengalamannya dalam kuliah umum secara daring di MBA ITB Kampus Jakarta, Sabtu (23/10/2021).

Sandiaga membahas pentingnya kepemimpinan dan kemampuan beradaptasi di masa krisis. Dia memaparkan pengalamannya selama 10 bulan terakhir terkait industri pariwisata Indonesia di masa pandemi, termasuk permasalahan yang dihadapi dan solusi yang terbentuk.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tersebut mengawali pemaparannya dengan pantun. Dia melanjutkan dengan meringkas secara singkat dampak COVID-19 pada industri pariwisata dan bagaimana hal itu memaksa pemerintah untuk beradaptasi.

“Dengan pandemi, kita mengalami banyak inovasi luar biasa seperti vaksin, yang dikembangkan dengan cepat untuk mengurangi pandemi,” kata Sandiaga di depan 200 mahasiswa MBA yang hadir.

Menurut Sandiaga, ada empat elemen penting untuk merespons krisis – pengakuan, ketahanan, reformulasi, dan reaktivasi. Dia menekankan bahwa para pemimpin harus mengenali faktor VUCA (volatilitas, ketidakpastian, kompleksitas, ambiguitas) dalam setiap situasi, membangun ketahanan terhadap kebutuhan yang paling mendesak, merumuskan kembali solusi untuk menghidupkan kembali industri dan mengaktifkan kembali langkah-langkah baru untuk diterapkan dalam masyarakat.

Selanjutnya, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu juga menyoroti tiga komponen keberhasilan revitalisasi sektor pariwisata melalui metode yang disebut 3G, yang terdiri dari Gercep, Geber, dan Gaspol.

“Gercep adalah kependekan dari Gerak Cepat, yang berarti bahwa pemimpin harus memiliki kemampuan untuk memutuskan solusi yang cukup baik dengan cepat daripada menunda-nunda untuk solusi yang sempurna. Geber, kependekan dari Gerak Bersama, menekankan pentingnya bekerja sama dan beradaptasi terhadap keadaan baru. Terakhir, Gaspol mendorong para pemimpin untuk bekerja pada semua faktor potensial untuk sukses,” terang Sandiaga.

Dia juga menjelaskan bahwa pemimpin harus tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu.

Lebih lanjut, Sandiaga menekankan betapa pentingnya bagi para pemimpin untuk memahami dan menganalisis dengan menggunakan Big Data untuk mendukung keputusan mereka.

Menggunakan big data dapat bermanfaat bagi para pemimpin, karena mereka menyediakan strategi publikasi seperti mengkolaborasikan pesan dengan merek. Dia memaparkan kepada hadirin dampak dari pandemi, termasuk penurunan 75% wisatawan internasional dan penurunan 81% wisatawan domestik.

Kuliah umum diakhiri oleh Sandiaga dengan membuka diskusi dan tanya jawab dari para mahasiswa MBA Kampus Jakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *