SEPANJANG 2021 KAUM MILENIAL DOMINASI INVESTOR DI JAWA BARAT. JUMLAHNYA MENINGKAT 153 PERSEN!

Bandung (BRS) – Sepanjang tahun 2021 jumlah investor saham di Jawa Barat (Jabar) meningkat signifikan ketimbang tahun 2020.

“Tahun 2020 peningkatan investor saham di Jabar ada 278.679, namun di 2021 meningkat 426.586 investor, dan total ada 706.625 investor,” ucap Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Jabar Reza Sadat Shahmeini dalam pertemuannya dengan media Jabar secara virtual, Kamis (20/1/2022).

“Ini berarti meningkat 153,07 persen, dan itu menandakan bahwa masyarakat di Jabar makin sadar akan investasi,” kata Reza.

Disinggung mengenai rentang usia para investor tersebut, Reza memaparkan bahwa sebagian besar berusia 26 hingga 30 tahun atau generasi milenial atau gen Z.

“Peningkatan investasi oleh investor di Jabar didominasi oleh generasi milenial atau gen Z dari usia 26 sampai 30 tahun. Sementara posisi berikutnya adalah usia 31 sampai 40 tahunan. Dan peningkatan investor di tahun 2021 itu merupakan sejarah bagi kami,” papar Reza.

Reza melanjutkan, pada 2013 peningkatan jumlah investor hanya 49.296. Kemudian, pada 2015 bertambah menjadi 68 ribu lebih, sampai pada akhirnya 700 ribu lebih.

“Itulah kenapa kami sangat yakin tahun 2022 ini bisa lebih meningkat lagi. Apalagi ini trennya terus meningkat, lanjut Reza.

Dalam paparannya, Reza juga mengatakan bahwa di Jawa Barat, Kota Bandung menduduki urutan pertama jumlah investor saham sebanyak 135.545 investor.

“Dari 27 kota kabupaten di Jabar, Bandung itu urutan pertama. Ada sekitar 135ribuan investor. Kalau yang paling sedikit itu ada di Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Tasikmalaya. Di sana hanya masing-masing hanya 2 investor saja,” kata Reza.

Menurutnya, selain mengalami kenaikan jumlah investor saham, nilai transaksi di Jawa Barat pun mengalami kenaikan.

“Sepanjang 2020 itu sekitar Rp 251,30 triliun, sementara sepanjang 2021 ada Rp 442,72 triliun. Ini pecah rekor di sepanjang sejarah pasar modal di Jabar,” senyum Reza.

Diakhir Reza mengatakan, bahwa seiring bergeliatnya perekonomian, maka optimisme terjadinya pertumbuhan investor ssmakin besar. Ditambah adanya informasi kepindahan ibukota dari Jakarta ke Kalimantan.

“Pindahnya ibukota itu saya yakini akan meningkatkan jumlah investor secara umum di Indonesia ya. Karena pastinya kan di Kalimantan itu butuh bangunan-bangunan baru, ada pengembangan proyek lah,” kata Reza.

“Semoga akan semakin meningkat jumlah investornya seiring makin baiknya perekonomian baik di pusat maupun di daerah,” pungkas Reza.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *