PULUHAN JURNALIS JABAR IKUTI WORKSHOP DEWAN PERS MENGENAI PELIPUTAN PEMILU 2024

Bandung (BRS) – Pers menjadi bagian penting dalam tiap penyelenggaraan pemilu, karena pers juga ikut bertanggung jawab melahirkan dan menjaga nilai-nilai demokrasi agar sesuai dengan tujuan penyelenggaraan pemilu.

“Untuk menjaga marwah tersebut jurnalis tentunya harus profesional dan netral, atau Independen dalam memberitakan atau menginformasikan mengenai pemilu,” ucap Komisioner KPU Provinsi Jawa Barat Bidang Hukum dan Pengawasan, Reza Alwan Sovnidar saat Workshop Peliputan Pemilu 2024 Di Jabar, di Selasa (25/7/2023).

Menurutnya, pers memiliki tanggung jawab dalam memberikan informasi yang akurat, kredibel, dan dapat menambah daya intelektual masyarakat.

“Pers punya kewajiban untuk memenuhi hak masyarakat dalam mendapatkan informasi, diantaranya seputar pemilu ini,” kata Reza.

Hal senada juga disampaikan oleh Asep Setiawan selaku perwakilan dari Dewan Pers mengatakan media harus memahami seluk beluk atau perjalanan politik, dan harus tercipta dan menjaga demokrasi.

“Jadi jurnalis atau media ini harus berimbang. Jangan cuma menjadi corong politik partai atau tertentu saja. Jadi harus memiliki panduan saat melakukan peliputan Pemilu,” kata Asep.

“Selain berimbang, media pun harus independen, jurnalis atau wartawan juga harus netral, serta harus dibedakan, mana berita iklan dan yang bukan,” tutur Asep.

Lebih lanjut Asep juga menyampaikan, bahwa dalam mematuhi aturan dan regulasi itu menjadi suatu keniscayaan jurnalis dalam menyiarkan informasi seputar pemilu, entah itu berupa berita maupun iklan.

Untuk diketahui workshop yang digelar oleh Dewan Pers mengenai “Peliputan Pemilu 2024 di Jawa Barat”, Selasa (25/7/2023) di Hotel Grand Tebu Kota Bandung, menghadirkan berbagai narasumber, seperti Komisioner KPU Jabar, KPID Jabar, Bawaslu Jabar, dan Dewan Pers serta IJTI.

Workshop ini diikuti oleh 80 jurnalis dari berbagai media, seperti televisi, online, fotographer, cetak dan radio.

“Bagus workshopnya, keren. Kita jadi lebih mengetahui dan memahami rambu-rambu dalam peliputan pemilu,” ucap salah seorang peserta dari Radio K-Lite FM Bandung, Ivan S. Wiyana.

“Hanya sayangnya workshop ini mungkin lebih ditujukan untuk wartawan televisi ya. Materi umumnya sama, hanya diakhir lebih ditujukan untuk televisi, padahal pesertanya ada wartawan online, cetak, dan kami dari perwakilan radio. Ada Sonora, Klite, PRFM, dan PRSSNI Jabar,” kata Ivan menambahkan.

“Ya, mudah-mudahan kedepannya Dewan Pers bila membuat acara semacam ini lagi dapat menghadirkan narasumber dari semuanya, bukan salah satunya aja,” pungkas Ivan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *