Inilah Bukti Generasi Muda Indonesia Inovatif dan Kreatif

Tiga Universitas di Indonesia menjadi pemenang utama Kino Youth Innovator 2017.

MajalahKartini.co.id – Setelah melalui serangkaian acara, yaitu roadshow ke 5 universitas di Indonesia serta babak seleksi, Kino Youth Innovator (KYIA) 2017 sampai kepada puncaknya, yaitu tahapan grand final. Tahapan seleksi yang dibuka sejak bulan Februari hingga Mei 2017, berhasil mengumpulkan 204 proposal yang berasal dari 35 universitas di seluruh Indonesia. Dari proposal yang terkumpul, diseleksi 10 proposal untuk maju ke babak Grand Final, dan hasilnya KYIA 2017 ini dimenangkan oleh perwakilan dari Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.

“Kami sangat puas akan keseluruhan proposal yang masuk di Kino Youth Innovator Award tahun 2017 ini. Ide- ide yang diajukan sangat berkualitas, inovatif dan out of the box,” buka Budi Susanto, Direktur Marketing PT. Kino Indonesia, Tbk pada sebanyak 204 proposal diterima oleh panitia KYIA yang berasal dari 35 universitas di seluruh Indonesia. Adapun proposal inovasi yang masuk terdiri dari: 60% produk inovasi di kategori food and beverages, 16% produk personal care, 14% produk herbal dan pharma, 10% kategori house hold dan lain-lain. Sesuai dengan tema KYIA 2017, yaitu Advancing Indonesia Through Local Heritage, 204 proposal tersebut menggunakan bahan-bahan lokal, seperti misalnya tumbuh-tumbuhanan asli Indonesia.

Bahan- bahan lokal tersebut diinovasikan dan diolah menjadi produk siap pakai yang dapat bersaing bahkan dengan produk- produk import. “Hal ini jelas menunjukkan dua hal, yaitu Indonesia yang kaya akan bahan alam serta bukti nyata bahwa anak muda Indonesia inovatif serta memiliki daya saing tinggi,” jelas Budi kembali.

Dari 204 proposal tersebut, terpilihlah 10 finalis dari 9 universitas yang masuk ke dalam babak final, yaitu perwakilan dari Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gajah Mada Yogyakarta (2 perwakilan), Universitas Padjajaran Bandung, Universitas Hasanuddin Makasar, Institut Teknologi. Bandung, Universitas Lampung, Universitas Brawijaya Malang, dan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Kesepuluh finalis terpilih tersebut kemudian dikarantina dalam Kinovation Camp, sebuah program dimana para finalis akan mengikuti dua rangkaian besar acara yaitu pembekalan inovasi dan final defense challenge. Kinovation Camp ini diadakan selama 3 hari, yaitu 23- 25 Agustus 2017, di Tretes, Pasuruan. Pada sesi final defense challenge, finalis harus mempresentasikan dan mempertahankan ide inovasinya di hadapan para juri yang berpengalaman, yaitu Dr. Mamat Rahmat, S.Si, M.Si, yang menguji dari sudut pandang ilmiah atau scientific; Herlina, S.Si, MM, penguji dari sisi product development; serta Benny Kurniawan, S.Kom, MBA yang menguji dari sisi marketing dan kesiapan produk di pasar.

Adapun pada tahapan ini, penilaian juri terdiri dari beberapa aspek yaitu Originality dengan bobot 20%, dimana inovasi yang disampaikan belum ada di pasar atau memiliki diferensiasi yang tinggi dengan produk sejenis di pasaran; Effectiveness dan problem solving dengan bobot 35%, yaitu bagaimana inovasi dapat memberikan manfaat serta efektif menjadi solusi bagi kebutuhan masyarakat secara luas; Feasibility dan Sustainability dengan bobot 30%, adalah bagaimana produk inovasi dapat bertahan dan berkesinambungan; serta Presentation values dengan bobot 15% adalah bagaimana peserta menyampaikan idenya dengan menarik.

“Effectiveness dan problem solving mendapat porsi yang lebih besar, karena di situlah makna inovasi. Inovasi bukanlah hanya sekedar menciptakan hal- hal baru, namun juga bagaimana ia menjawab kebutuhan pasar. Inovasi yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, akan berhasil, namun yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasar akan dilupakan,” jelas Budi.

Sedangkan pada sesi pembekalan, para finalis mendapatkan pemaparan mengenai tahapan lanjutan setelah berinovasi. “Karena inovasi bukanlah titik akhir. Selanjutnya, seorang inovator harus mengerti benar bahwa keberhasilannya bergantung pada bagaimana ia dapat menyampaikan ide inovasi tersebut ke pasar, ide strategis menjawab setiap tantangan dan persaingan serta bagaimana agar inovasi tersebut bertahan lama di pasar,” ucap Budi lagi.

Atas dasar itulah Kinovation Camp dibagi menjadi tiga sesi seperti: How to deliver your Innovation, Break Innovation Barrier dan Learn from Innovator. Semua peserta terlihat sangat bersemangat mengikuti rangkaian acara Kinovation Camp. Selviana Larasati, finalis dari Universitas Lampung mengatakan Kino Youth Innovation Award ini bukan hanya ajang kompetisi, namun sekaligus wadah bagi sara inovator muda Indonesia.

“Acara ini sangat menarik. Ilmu- ilmu inovasi yang disampaikan sangat up to date dan membuka mata kami, bahwa berinovasi sangat penting. Bila anak muda Indonesia, tidak mau berinovasi untuk negaranya 8 sendiri, lantas bagaimana masa depan bangsa ini,” ujarnya.

“Kami tidak menyangka bisa memenangkan kompetisi ini, karena finalis yang lain juga hebat- hebat dan berasal dari universitas unggul Indonesia. Apalagi ketika mengikuti keseruan Kinovation Camp yang diadakan selama tiga hari, kami menjadi lupa akan kompetisi dan fokus untuk menyerap semua ilmu yang diberikan. Dengan adanya program ini, kami merasa diapresiasi dan semakin termotivasi untuk terus berkarya bagi Indonesia. Semoga wadah ini terus ada hingga tahun- tahun berikutnya,” ujar Miranda Agnes Christianty, perwakilan dari Universitas Kristen Satya Wacana yang berhasil menjadi pemenang KYIA 2017.

Ide inovasi dari para pemenang akan dikaji, dieksplorasi, serta dipersiapkan lebih matang, sehingga ke depannya dapat diadaptasi menjadi salah satu produk Kino. “Sesuai value glocal (global to local) yang dianut Kino, ide-ide anak bangsa yang menggunakan bahan-bahan lokal sangat kami apresiasi dan berpotensi besar untuk dikembangkan,” cerita Budi.

“Kami Indonesia percaya bahwa inovasi adalah satu-satunya cara untuk menang. Semangat inilah yang ingin kami tularkan melalui wadah KYIA. Semoga melalui acara ini, anak muda Indonesia tertantang untuk lebih dari sekedar mengembangkan diri sendiri, namun selalu berinovasi dan memberikan kontribusi terbaik bagi masa depan bangsa Indonesia,” tutupnya.(Foto : Istimewa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *