BERBELANJA ONLINE JADI KEBIASAAN BARU MASYARAKAT INDONESIA

Bandung (BRS) – Dua tahun dilanda pandemi Covid-19 membuat hampir sebagian masyarakat Indonesia berubah pola hidup dan bersosialisasinya atau secara trennya disebut New Normal.

Dari sekian banyak pola hidup yang berubah, diantaranya adalah pemanfaatan internet yang kian massif, utamanya untuk memenuhi kebutuhan baik primer ataupun sekunder.

“Sepertinya sudah menjadi habit atau kebiasaan ya dari 2 tahun belakangan ini kalau masyarakat kita lebih senang berbelanja secara online,” ucap External Communications Senior Lead Tokopedia, Rizky Juanita Azuz dalam sebuah siaran pers yang diterima Redaksi, Kamis (29/9/2022).

“Dan hingga saat ini kebiasaan tersebut sudah menjadi hal yang biasa dan menjadi cara praktis untuk memenuhi kebutuhan secara instan atau cepat tanpa harus merasa repot, tinggal cari di market place, klik lalu bayar, dan ini menjadi sebuah kebiasaan yang baru juga,” ungkap Rizky.

Disinggung mengenai kebutuhan apa saja yang paling banyak dicari masyarakat atau konsumen saat mengunjungi sebuah market place, Rizky memaparkan bahwa semua itu tergantung kebutuhannya.

“Kalau di kami, Tokopedia, kami mencatat kebutuhan rumah tangga, makanan dan minuman, serta kesehatan menjadi beberapa kategori paling dicari masyarakat Indonesia selama kuartal III 2022 ini,” papar Rizky.

“Seperti pada kategori rumah tangga, benih atau bibit tanaman, keran air dan pupuk menjadi sejumlah produk yang paling banyak diburu. Sedangkan di kategori makanan dan minuman, mie instan, susu bubuk serta biskuit dan wafer adalah produk yang paling sering dibeli. Di kategori kesehatan, masker, obat herbal dan vitamin menjadi beberapa produk yang paling laris,” beber Rizky.

Lebih lanjut, Rizky mengatakan, bahwa penyediaan kebutuhan-kebutuhan tersebut juga tergantung dari bentuk pelayanan dari market place nya tersebut.

“Kalau di kami, ada inisiatif melakukan berpendekatan Hyperlocal yang mengusung teknologi geo-tagging, untuk mendekatkan pembeli dengan penjual terdekat,” kata Rizky.

Lebih lanjut Rizky menjelaskan, data yang dimilikinya pada wilayah dengan jumlah penjual paling tinggi, terdapat di Banyuasin (Sumatra Selatan), Lombok Barat (Nusa Tenggara Barat) dan Balikpapan (Kalimantan Timur),

“Kalau untuk wilayah dengan peningkatan jumlah transaksi paling tinggi itu ada di Muaro Jambi di Jambi, Jenepoto di Sulawesi Selatan, dan Mappi di Papua Selatan,” jelas Rizky.

“Nah, di sisi lain, kami juga ada menghadirkan sebuah fitur ekosistem untuk memenuhi kebutuhan market syariah dengan menghadirkan produk, fitur dan layanan yang baik dan amanah,” kata Rizky.

“Fesyen muslim, serta beberapa produk yang paling diburu masyarakat mencakup perlengkapan ibadah hingga pembayaran zakat, wakaf dan donasi menjadi sejumlah produk yang paling laris pada fitur ini,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *