Ribuan Orang Meriahkan Riksa Budaya Kolaborasi Rampak Genteng 2024

Majalengka (BRS) – Riksa Budaya Jawa Barat (Jabar) 2024 wilayah budaya Priangan digelar di Jatiwangi Square, Kabupaten Majalengka, Senin (11/10/2024), berlangsung meriah.

Kegiatan yang dikolaborasikan dengan Festival Rampak Genteng tersebut dihadiri ribuan orang, baik dari komunitas, pelajar, pemerintah, masyarakat umum, serta wisatawan mancanegara.

Meski diguyur hujan, antusias masyarakat tidak memudar sedikitpun. Hal tersebut lantas diapresiasi oleh Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin.

Pj Gubernur Bey Machmudin berharap Riksa Budaya Jawa Barat kolaborasi Rampak Genteng 2024 mampu meningkatkan Indeks Pembangunan Kebudayaan Jawa Barat sekaligus mendorong perekonomian masyarakat, terutama warga Majalengka.

Ribuan orang yang hadir di Jatiwangi Square memainkan musik dengan memukul genteng dan kerajinan lainnya yang terbuat dari tanah liat dengan menggunakan stik atau tongkat kayu berkururan panjang.

Rangkaian kegiatan berlangsung sejak 10 November 2024, di mana terdapat penampilan kesenian, dialog budaya, bazar rampak, serta parade gladi resik dari seluruh peserta Rampak Genteng.

Keberhasilan acara tersebut tak lepas dari hasil kolaborasi antara Dnas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar dengan Jatiwangi Art Factory, serta Kementrian Pariwisata RI dan Pemda Kabupaten Majalengka.

“Riksa Budaya sendiri merupakan program yang diinisiasi oleh Disparbud Jabar melalui Bidang Kebudayaan,” ucap Kepala Bidang Kebudayaan Disparbud Jawa Barat Febiyani.

Febiyani menuturkan, tujuan acara ini adalah memperkuat nilai budaya lokal dengan konsep gotong royong, dan dilaksanakan setiap tahun di tiga wilayah budaya Jawa Barat yaitu Sunda Priangan, Cirebon Dermayu, serta Melayu Betawi.

Dalam acara tersebut, dirinya bersama Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin, Ketua DPRD Jawa Barat, Bucky Wibawa, dan Pj Bupati Majalengka Dedi Sopandi, turut memainkan genteng dalam guyuran hujan bersama seluruh peserta lainnya.

Lebih lanjut Febiyani menyampaikan bahwa Program ini juga menjadi salah satu strategi Pemerintah Provinsi Jabar dalam mencapai target Indeks Pembangunan Kebudayaan, di mana salah satu indikatornya adalah pelibatan generasi muda dan masyarakat dalam giat budaya.

Kali ini Riksa Budaya Jawa Barat mengusung konsep kolaborasi yang menjadi akar nilai budaya masyarakat Jawa Barat dalam perilaku budaya gotong royong, ‘sabilulungan’ serta ‘sauyunan’.

Febiyani menyampaikan harapannya bahwa melalui pengalaman budaya ini, generasi muda dan masyararakat pada umumnya akan semakin menganal dan mencintai akar budayanya dan menjadikan nilai gotong royong sebagai perilaku dan ciri budaya warga Jawa Barat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *