Kolaborasi Berbasis Aplikasi Bimbing Pelaku UMKM Menuju Pertumbuhan Ekonomi

Bandung (BRS) –  Tim Sadulur yang berada di bawah naungan Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) menggelar workshop bertema “Membangun Bisnis UMKM yang Inovatif dan Adaptif melalui Riset Pasar yang Akurat”, Senin (26/8/2024).

Acara ini ditujukan kepada para akademisi dan pelaku UMKM, khususnya mereka yang berasal dari Desa Ciroyom dan Cirata di bawah pembinaan Dinas Perhubungan (Dishub), serta beberapa wilayah desa lainnya di Jawa Barat.

Fokus utama dari kegiatan ini adalah sektor makanan dan minuman (FnB), fashion, dan kerajinan.

Dalam sambutannya, Ketua Kelompok Keilmuan Decision Making dan Strategic Negotiation, Pri Hermawan mengungkapkan harapannya agar acara ini bisa memberikan dampak yang nyata bagi para peserta.

Pri menekankan pentingnya pelatihan dan menciptakan platform kolaborasi antar peserta UMKM untuk mendorong keberlanjutan bisnis.

Senada dengan itu, Head of Societal Impact SBM ITB Yunieta Anny Nainggolan, menegaskan pihaknya ingin mendukung pertumbuhan pemerintahan dalam bidang ekonomi dengan memberikan kontribusi nyata melalui Sadulur, yang akan mengembangkan UMKM di Indonesia dalam manajemen, SDM, keuangan, bisnis, teknologi, dan negosiasi agar bisnis lebih berkelanjutan.

Dukungan penuh terhadap UMKM juga disampaikan oleh Dekan SBM ITB, Prof. Ignatius Pulung Nurprasetio yang menekankan bahwa UMKM memiliki peran besar dalam perekonomian Indonesia, yang terbukti dari kontribusi mereka terhadap PDB nasional.

“Melalui program Sadulur yang berbasis riset dan kemitraan dengan pihak luar negeri, diharapkan potensi UMKM Indonesia dapat dioptimalkan sehingga masa depan ekonomi Indonesia akan semakin cerah,” kata Prof. Pulung.

Selain itu, Ketua ESG ITB, Melia Famiola Hariadi, menyoroti pentingnya mengintegrasikan pertumbuhan ekonomi dengan perhatian terhadap isu-isu lingkungan.

“Pertumbuhan ekonomi mulai dirasakan dampaknya lebih luas, melampaui sekadar sisi ekonomi dan sosial. Kami di SBM ITB ingin memberikan dampak pertumbuhan ekonomi yang ramah lingkungan dan menata ulang kehidupan peradaban kita,” kata Melia.

Hadir di workshop ini, Sekretaris Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat Tatang Suryana yang menyoroti pentingnya digitalisasi dalam pengelolaan UMKM.

Menurutnya, masyarakat harus dapat memanfaatkan fasilitas layanan pemerintah, termasuk hak paten dan legalitas, guna memperkuat posisi bisnis.

“Pemerintah, melalui aplikasi SINGAKOTA, juga berupaya mempermudah proses pendaftaran UMKM, khususnya di Jawa Barat,” kata TatangF

Sementara itu, founder dari Parakarsa, Irfan Fakhri Muhammad turut berbagi pengalaman mengenai riset pasar dan implementasi Go-To Market Strategy.

Menurutnya, konsep Sustainable Development Goals (SDGs) dan menjelaskan bagaimana riset pasar yang baik dapat membantu UMKM dalam menciptakan produk yang lebih relevan dengan kebutuhan pasar.

Ia juga mengajarkan penggunaan empathy map, sebuah alat yang membantu pelaku UMKM memahami karakter dan kebutuhan target pasar mereka secara lebih mendalam.

Mengakhiri rangkaian acara, Santi Novani selaku Head of Sadulur Program, memperkenalkan aplikasi Sadulur.

“Aplikasi ini diharapkan menjadi ekosistem baru untuk kolaborasi antara akademisi dan pemerintah. Aplikasi ini menyediakan informasi yang dibutuhkan pelaku UMKM, mulai dari strategi pemasaran hingga izin usaha, serta coaching dalam bentuk modul video sehingga kami mampu memantau performa bisnis UMKM yang terpersonaliasi melalui aplikasi ini,” kata Santi.

Diketahui workshop ini memberikan wawasan baru dan alat-alat praktis bagi para pelaku UMKM untuk mengembangkan bisnis mereka secara inovatif dan adaptif, sesuai dengan tantangan dan peluang yang ada di pasar saat ini. Melalui program Sadulur, diharapkan UMKM di Jawa Barat dapat terus tumbuh dan berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *