http://destinasianews.com/index.php/life-style/fashion-mode-gaya-hidup-life-style-destinasia/1075-aneka-inovasi-wawan-muliawan-wiradibrata-kreator-dbaggers-tas-sepeda-multi-fungsi
- Category: Fashion
- Last Updated on Friday, 23 September 2016 09:49
- Hits: 5137
DestinasiaNews – Siapa nyana Wawan Muliawan Wiradibrata (59), pensiunan karyawan PT. Telkom, dalam dua tahun terakhir tekun membuat produk tas sepeda multi fungsi dengan merek unik dbaggers. Ternyata, punya segudang obsesi. “Ingin ada kaum muda yang dampingi saya. Seraplah ilmu dan keterampilan saya, silahkan hubungi saya. Saya butuh penerus …”, demikian ujarnya Ia menjelaskan salah satu kiat kinerjanya memuaskan pelanggannya – tak begitu ber-profit oriented.
Kali lain pria yang sosoknya tampak segar untuk usianya yang lebih dari setengah abad – karena amat rajin bersepeda, selain kerap berpikiran open minded. Dalam hal mengulik task has dbaggers, Ia berprinsip: “Bahannya harus terpilih, konsekuensinya jadi terbatas, atau limited edition. Sedikitnya, wajib bersyaratkan water repellent juga water proof beneran. Biar pemakai puas, saya pun amat puas saja …”.
Sebutlah sapaan akrabnya sebagai Kang Wawan, sang innovator lulusan Universitas Pasundan jurusan Teknik Industri era 1980-an, telah memulai karirnya di bidang pengolahan data di Puslahta Pemprov Jawa Barat (1978 – 1987), selanjutnya berkarir di berbagai perusahan swasta (1987 – 1991), terakhir sebagai karyawan PT Telkom (1991 – 2013). “Sejak kecil saya tak pernah diam, membuat karya apa. Hasilnya, saya berikan buat rekan-rekan. Kini keterusan selalu ingin berkarya”, paparnya sambil menunjukkan “inovasinya yang tertunda dikembangkan” – sand moving picture yang dirintis sejak 1987 hingga 2013.
Destiners, berbincang dengan Kang Wawan, sumpah deh – aslina, sungguh mengasyikkan. Betapa tidak, selain produk tas-nya yang bermutu tinggi, makanya banyak dipesan orang. Soal harga, amatlah sepadan dan terjangkau – kisarannya Rp. 200 ribu – Rp. 325 ribu. “Sistem penjualan selain melalui internet, juga di car free day di Bandung. Mujurnya, sudah mulai dipesan langsung kini oleh orang Malaysia”, jelas suami dari Nurul Dwiyani yang berputra-putrikan Adhiguna Ilyasa, Maulidya Azhani, dan si bungsu Gibran Mahardika.
Mesin Pencacah
Menurut Abah Landoeng (91) salah satu sahabatnya yang juga penggila sepeda, ketika ditemui sedang berkunjung ke kediaman Kang wawan di Jl. Kempo No 11 Bandung yang juga sebagai workshop dbaggers: “Saya kenal lama dengan pasangan ini. Kebetulan isterinya murid saya dulu di SMP pada tahun 1976. Kang Wawan saya kenal dulu sebagai pembuat mesin pencacah sampah. Kata Abah mesin ini fenomenal, efisien dan praktis. Sayang, karya ini miskin apresiasi dari para pembuat keputusan terutama di pemerintahan. Padahal soal sampah di perkotaan sarat masalah, kan?!”.
Kembali ke soal tas sepeda yang multi fungsi buatan Kang Wawan yang hanya dibantu salah satu karyawannya, menurut Heri salah satu staf pemasarannya:”Tiap digelar aneka barang tas dbaggers, penggemar sepeda dan tas masa kini banyak yang menyenanginya. Katanya, bahannya bagus, juga trendy modelnya, banyak pilihannya. Harganya tak mahal. Jauhlah dengan produk pabrikan atau buatan luar negeri, ini kelebihannya”.
“Nah, Anda dengar sendiri, kan? Staf saya ini, Heri selalu memberi masukan apa yang disukai para pemakai dbaggers. Dari sinilah saya dapat masukan, dengan pelanggan pun terjalinlah komunikasi”, jelas Kang wawan yang juga meproduksi perangkat kursi untuk para pemancing dengan konstruksi dan bahan yang lebih baik – “Kursi pancing buatan luar negeri selain mahal, terkadang konstuksinya kurang cocok dengan kondisi tubuh dan alam kita”.
Sand Moving Picture
Nah, destiners sepintas berkenalan dengan Kang Wawan yang suka motekar alias ngoprek berkreativitas sejak masa kecilnya, ketika ditanya bagaimana dengan nasib inovasi sand moving picture yang rasanya belum ada di Indonesia? “Benar, karya ini lama saya tunda, padahal risetnya cukup lama. Baru-baru ini sudah banyak yang berminat memasarkannya. Ini diminati sebagai alat terapi, selain kaya unsur estetiknya. Di luar negeri produk ini berharga puluhan dollar. Yang ini kreasi sendiri, tentu dengan harga yang terkangkaulah, kalau dipasarkan nanti”.
Perkara kreasi sand moving picture, patutlah dijelaskan sekilas. Barang ini merupakan sebilah kaca ukuran tebal 3 mm dengan dimensi panjang – lebar 20 X 15 Cm. Uniknya, kaca berisi cairan khusus bermuatan aneka pasir alami dari pelosok Nusantara. Bila digerakkan, Ia akan membuat “lukisan” tersendiri. “Nah, lukisan alami ini bisa kita tafsirkan sesuai daya fantasi dan keinginan kita. Katanya, ini sebagai terapi bagi siapa pun. Lukisan ini seperti hidup, ya penggeraknya gravitasi itu sendiri”, urai Kang Wawan masih disela-sela memperlihatkan aneka model tas dbaggers yang sebentar lagi akan membuka gerai di kota Bandung.
“Satu saja keinginan saya di masa pensiun ini, selain butuh pendamping untuk menampung ide-ide saya, juga ingin mengajar …”, demikian pungkasnya yang workshop-nya sudah beberapa kali dijadikan sebagai tempat praktik kerja beberapa mahasiswa – “Alhamdulillah beberapa mahasiswa yang berpraktik di workshop yang sederhana ini memperoleh nilai A di kampusnya. Ini menyenangkan bagi saya”.
Pamungkas, sekilas dengan Kang Wawan as creator and innovator dbaggers yang serba tas multi fungsi di sepeda kita utamanya, plus mesin pencacah sampah, dan sand moving picture yang fenomenal itu, semoga menginspirasi bagi kita semua. Salam Inovasi ! (HS/dtn)