UKM BINAAN BI JABAR PANEN RAYA CABAI

Sukabumi (BRS) – Sebagai salah satu tindak lanjut dari Pengembangan Ekosistem Ketahanan Pangan Terintegrasi (PANGSI) bertajuk “Sukabumi Project”, Bank Indomesia (BI) Jawa Barat (Jabar) melakukan Panen Raya Cabai di Pondok Pesantren Al – Hikmah Al – Mahfudizyah Kabupaten Sukabumi, Selasa (7/3/2023) kemarin.

Panen raya tersebut merupakan hasil dari budidaya 18.000 pohon cabai yang dilakukan oleh 3 (tiga) Pondok Pesantren yang merupakan bagian dari Ekosistem PANGSI di wilayah Sukabumi, yaitu Pesantren Al-Hikmah, Pesantren Ulul Albab, dan Pesantren Al-Anwar.

Dalam siaran pers BI Jabar yang diterima Redaksi, Rabu (8/3/2023), pada panen raya tersebut juga dilakukan transaksi perdagangan secara non tunai dengan menggunakan QRIS antara Pondok Pesantren Al-Hikmah dengan Koperasi Tani Mandiri Sejahtera (Tamara) sebagai salah satu offtaker, dan dengan Pesantren Al-Umanaa sebagai salah satu produsen yang melakukan pengolahan cabai.

“Ini menjadi produk hilir dengan nilai tambah yang lebih tinggi, dan diharapkan dapat mendorong kesinambungan produksi cabai melalui kerja sama offtaker dan penguatan hilirisasi sebagaimana dicanangkan dalam Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) 2023,” ucap Deputi Kepala Perwakilan BI Jawa Barat, Bambang Pramono, seperti dikutip dari siaran pers tersebut.

Menurutnya, pesantren memiliki potensi ekonomi yang besar sebagai salah satu sumber alternatif pertumbuhan ekonomi baru.

“Jika dulu pesantren berperan besar sebagai pejuang untuk Indonesia merdeka, saat ini pesantren berperan sebagai pejuang dalam mengisi kemerdekaan dengan turut mengendalikan inflasi, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan mengatasi kemiskinan melalui pemberdayaan pesantren dan masyarakat sekitar,” tegas Bambang.

Secara spesifik, lanjut Bambang, pengembangan Ekosistem PANGSI Sukabumi Project merupakan wujud sinergi dan kolaborasi antara program pengendalian inflasi dengan percepatan dan perluasan digitalisasi baik dalam aspek produksi atau pengolahan, pemasaran, dan pembayaran, sebagaimana diinisiasi bersama oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD).

Bambang menambahkan, pengembangan Ekosistem PANGSI ini melibatkan alumni program One Pesantren One Product (OPOP) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar, yang merupakan wujud sinergi dan kolaborasi program yang berkelanjutan antara Bank Indonesia dengan pemerintah daerah dalam upaya pengendalian inflasi, mendorong ketahanan pangan sekaligus pencegahan stunting (melalui budidaya komoditas perikanan), dan pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan pesantren.

“Nantinya Sukabumi Project akan terus diperkuat, tidak hanya melalui penguatan pada aspek budidaya saja, namun juga pada aspek organisasi atau SDM, pemasaran, dan juga keuangan,” ungkap Bambang.

Salah satu wujud dari hal tersebut, tutur Bambang, adalah melalui penyelenggaraan kegiatan PANGESTU (Pengembangan Skill Pesantren untuk Umat) yang merupakan capacity building manajemen usaha atau bisnis kepada pengelola unit usaha pesantren.

Sementara itu disebutkan juga Wakil Bupati Sukabumi Iyos Somantri, mengemukakan apresiasi atas inisiasi penyelenggaraan kegiatan panen raya yang diharapkan dapat menjadi momentum pemacu semangat baru bagi para petani cabai, kelompok masyarakat sekitar, dan para santri yang ikut terlibat agar semakin kreatif, maju, dan inovatif sehingga dapat menjadi SDM petani produktif.

Dengan perkembangan kondisi iklim saat ini, terdapat setidaknya dua hal yang perlu diantisipasi. Pertama, serangan organisme pengganggu tumbuhan yang memerlukan pengawasan intensif dan penanganan khusus. Kedua, pemeliharaan jaringan irigasi untuk memastikan pasokan air tetap terjaga.

Iyos juga menyampaikan bahwa pelaksanaan upaya terbaik diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap terjaganya produksi dan perluasan akses pasar ke depan sehingga semakin menguatkan ekonomi para petani dan masyarakat sekitar sebagaimana visi RPJMD 2021-2026 yakni “Mewujudkan Kabupaten Sukabumi yang Religius, Maju dan Inovatif Menuju Masyarakat Sejahtera Lahir Batin”.

Hal Ini mengingat bahwa pesantren memiliki 2 (dua) kekuatan besar yaitu Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA) yang mumpuni serta dipimpin oleh Pimpinan Pondok Pesantren atau guru yang diharapkan dapat menjadi local champion. Iyos menegaskan, hal ini juga sejalan dengan program Pemkab Sukabumi yang berupaya mewujudkan santripreneur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *