STRATEGI MENGEMBALIKAN PERTUMBUHAN EKONOMI

Bandung (BRS) – Wabah pandemi Covid-19 telah berlangsung lebih dari satu tahun. Setelah merugikan hampir sebagian besar aspek kehidupan masyarakat dan kondisi perekonomian di seluruh dunia, perlahan-lahan kondisi tersebut mulai menunjukan pemulihan, tidak terkecuali di Indonesia.

Menurut Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD), Indonesia diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4% pada tahun 2022 dan ekonomi dunia akan mengalami pertumbuhan sebesar 4,4%.

Sebelum pandemi Covid 19, perekonomian Indonesia pada tahun 2019 tumbuh 5,3% dan berubah menjadi -2% pada kuartal pertama tahun 2020.  Pertumbuhan terus menurun menjadi -5,3% pada kuartal kedua 2020, lalu mulai bangkit menjadi -3,49% pada kuartal ketiga 2020 dan -2,19% pada kuartal keempat 2020.

Pada kuartal pertama 2021, turut mengalami penurunan menjadi -0.74% kemudian pada kuartal kedua 2021 melambung menjadi 7,97%, dan akhirnya menyentuh 3,51% pada kuartal ketiga 2021.

Hal ini menunjukan bahwa perekonomian mulai bergerak kembali seiring dengan melandainya kasus Covid-19 di Indonesia.

“Tidak hanya dari segi ekonomi, melandainya kasus Covid-19 di Indonesia juga terlihat pada traffic kemacetan di jalan-jalan raya Ibu Kota dan kota-kota di daerah yang sudah meningkat, serta mulai ramainya pusat-pusat perbelanjaan yang kembali beroperasi normal seperti sebelum pandemi,” ucap Kepala Kantor Perwakilan BEI Jawa Barat Reza Sadat Shahmeini dalam siaran persnya yang diterima Sonora Bandung, Senin (22/11/2021).

Menurutnya, pergerakan positif ini perlu menjadi perhatian karena masih rentan terhadap risiko terjadinya gelombang infeksi Covid-19 selanjutnya, dan hal ini tentu bergantung pula pada kebijakan pemerintah sebagai bentuk tindakan pengaman (safeguard) terhadap risiko tersebut.

“Kebangkitan kembali sektor-sektor industri yang terdampak pandemi serta pemulihan kondisi ekonomi akan sangat bergantung kepada efektivitas kebijakan yang diterapkan oleh masing-masing negara, serta dapat menyebabkan pemulihan perekonomian global tidak merata antar satu negara dengan negara lain,” ungkap Reza.

Indonesia sendiri, lanjut Reza, diperkirakan akan mengalami perbaikan ekonomi pada tahun 2022 setelah mengalami pertumbuhan negatif di tahun 2020 akibat Pandemi Covid-19.

“Untuk memastikan bahwa kondisi perekonomian Indonesia terus bergerak menuju pemulihan, diperlukan sinergi serta strategi yang didukung oleh kebijakan kesehatan, moneter, dan fiskal berkesinambungan, agar seluruh pihak dapat melangkah bersama mendukung pertumbuhan perekonomian di Indonesia dengan penuh harapan baru,” paparnya.

Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bersama Self-Regulatory Organization yang terdiri dari PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) memandang perlu untuk menyelenggarakan acara CEO Networking 2021 yang bertemakan “Stepping up to Regain the Economic Growth” dalam rangkaian peringatan 44 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia.

Acara CEO Networking 2021 yang diselenggarakan secara virtual pada pertengahan November 2021 ini menghadirkan pembicara dari pemerintah pusat yang memberikan pemaparan informasi terkini kepada CEO dari stakeholders di pasar modal Indonesia, di antaranya Perusahaan Tercatat, Anggota Bursa, Perusahaan Binaan IDX Incubator, Bank Kustodian, Manajer Investasi, Selling Agent serta perwakilan Asosiasi, Investor Institusi, kalangan akademisi dan stakeholders lainnya.

“CEO Networking 2021 ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi, wawasan, dan memberikan optimisme kepada para peserta dari stakeholders pasar modal Indonesia untuk bersinergi dalam mempercepat pemulihan ekonomi nasional yang akan berdampak positif pada iklim bisnis dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia,” ungkap Reza.

Acara ini juga diharapkan dapat membantu CEO serta pelaku bisnis dalam mengatur strategi ke depannya, sekaligus bersinergi untuk memanfaatkan peluang yang ada di tengah tantangan ekonomi, baik dalam maupun luar negeri demi mendukung kegiatan usaha perusahaan dan secara berkesinambungan mendukung kemajuan pasar modal Indonesia.

Acara ini dibuka dengan laporan kegiatan oleh Direktur Utama BEI Inarno Djajadi. Selanjutnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Airlangga Hartarto menyampaikan Keynote Speech bertemakan “Langkah Strategis Pemerintah untuk Pemulihan Perekonomian Indonesia serta Penanganan Usaha dan Investasi dalam Pandemi Covid-19”.

Menghadirkan beberapa narasumber, yaitu Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati dengan tema “Outlook Indonesia Tahun 2022 dan Peranan APBN dalam Pemulihan Perekonomian Indonesia”, dan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dengan tema “Strategi Penguatan Stabilitas Industri Jasa Keuangan dalam Pemulihan Perekonomian Indonesia”.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *