LIPI DORONG GEOPARK YOUTH FORUM AKTIF LESTARIKAN TAMAN BUMI

Kebumen (BRS) – LIPI melalui Balai Informasi dan Konservasi Kebumian (BIKK) aktif terlibat dalam program pembinaan Geopark Youth Forum, khususnya di Geopark Nasional Karangsambung Karangbolong (GNKK) Kebumen.

“Pemuda merupakan stakeholder penting dalam pengembangan geopark atau taman bumi,” jelas Indra Risawadinata, Kepala BIKK LIPI dalam webinar bertajuk ‘Mengenal Lebih Dekat Pesona Karst Geopark Karangsambung Karangbolong dan Geopark Merangin Jambi, belum lama ini.

Menurut Indra, pemuda dapat berkontribusi banyak bagi geopark terutama untuk kepentingan edukasi, konservasi, dan pembangunan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan.

“Ketiga aspek tersebut saling terkait, artinya pemuda yang aktif dalam pelestarian geopark akan dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, misalnya melalui sektor pariwisata, juga dapat memanfaatkannya untuk kepentingan edukasi,” tambahnya.

“BIKK LIPI akan mendukung kegiatan sinergi ini, sebagai amanat Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 15 Tahun 2020 Tentang Rencana Aksi Nasional Pengembangan Taman Bumi (Geopark) Indonesia Tahun 2021-2025, yang menunjuk LIPI sebagai pelaksana pada beberapa kegiatan pengembangan geopark di seluruh Indonesia.

Pada kesempatan yang sama, Peneliti Utama Puslit Geoteknologi LIPI, Chusni Ansori menegaskan, GNKK didedikasikan sebagai geopark yang fokus pada aspek edukasi dan sains, mengingat keberadaan BIKK LIPI di Karangsambung.

Ia menambahkan, geosite yang berada di Karangsambung dan Karangbolong tersebut menjadi laboratorium alam yang banyak didatangi mahasiswa dan peneliti setiap tahunnya, untuk dipelajari dan diteliti keragaman geologi, biologi dan budayanya.

Chusni juga mengenalkan fenomena eksokarst dan endokarst yang terjadi di GNKK. Menurutnya, pada kawasan GNKK bagian Selatan terdapat eksokarst dengan kenampakan bukit-bukit kecil dengan lembah sempit disekitarnya menyerupai cockpit atau tempat duduk pilot. Selain itu juga dijumpai doline, ponor dan telaga.

“Karst ini terbentuk akibat proses pelarutan air pada batu gamping atau dolomit” terangnya.

“Sedangkan fenomena endokarst merupakan bentukan pada bagian bawah karst, dapat berupa sungai bawah tanah, bentukan dalam gua seperti stalaktit dan stalakmit yang menyerupai bentuk gordeing, flowstone, pilar, sodastrow, helectit dan lainnya,” papar Chusni.

Menurutnya, beberapa geosite di kawasan bentang alam karst GNKK bagian Selatan memiliki bentuk unik diantaranya: Gua Barat, Gua Petruk, Gua Jatijajar, Geosite Sawangan, Pantai Menganti, Pantai Surumanis, Pantai Lampon dan Karangbolong.

“Karst bisa rusak karena over eksploitasi, kerusakan hutan di atasnya, yang berpengaruh terhadap sistem hidrologi, iklim mikro, humus, tingkat keasaman sehingga mengganggu ekosistem dan proses pembentukan karst,” jelasnya.

Untuk itu, Chusni menghimbau pada anggota Geopark Youth Forum untuk turut berperan menjaga kelestarian geosite yang ada di wilayahnya masing-masing.

“Sesuai dengan misi geopark Indonesia, melestarikan bumi dan mensejahterakan penghuninya melalui pembangunan ekonomi berkelanjutan,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *