KESBANGPOL JABAR SEBUT PENTING MENERAPKAN KESADARAN POLITIK GENERASI MILENIAL WALAUPUN DI MASA PANDEMI

Bandung (BRS) – Banyak yang beranggapan bahwa generasi milenial adalah generasi yang acuh terhadap persoalan politik, karena lebih mementingkan teknologi yang berkembang seiring perkembangan internet.

Terkait dengan ini, Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jawa Barat (Jabar) berkewajiban untuk menanamkan kesadaran berpolitik pada generasi milenial.

“Generasi milenial ini menjadi perhatian kami dalam menanamkan kehidupan politik bangsa, mereka sangat diperhitungkan karena sudah pasti akan terlibat dalam menentukan arah politik Indonesia, khususnya di Jawa Barat,” papar Kepala Badan Kesbangpol Jabar, Iip Hidayat di sela acara Gebyar Masyarakat Muda Berdemokrasi Jawa Barat yang diikuti 60 peserta milenial di Kantor Kesbangpol Jabar Jl. Supratman Bandung, Selasa (8/6/2021).

Awalnya kata Iip, pihaknya merasa tidak berbuat apa-apa dan ada rasa takut karena pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia, termasuk Jawa Barat.

“Awalnya ada rasa ketakutan dan kekhawatiran, namun itu perlahan sirna dengan kehadiran teknologi. Kami masih bisa melakukan penyadaran berpolitik dan pertemuan jarak jauh dengan menggunakan teknologi,” ujar Iip lagi.

Selain itu, sekali pun di masa pandemi Covid-19 kesadaran berpolitik di Jawa Barat naik hingga 20 persen.

“Kesadaran berpolitik di Jabar terutama dikalangan milenial, naik beberapa digit dari tingkat nasional. Itu lah kenapa kegiatan penyadaran berpolitik di kalangan milenial seperti kegiatan Gebyar Masyarakat Muda Berdemokrasi Jawa Barat, rutin kami hadirkan,” ungkap Iip.

Dalam kegiatan ini, menurut Iip, kembali diberikan pemahaman akan pentingnya peran milenial dalam perkembangan dan arah politik negeri ini, terlebih pemahaman bahwa milenial merupakan generasi yang akan menjadi generasi emas pada tahun 2045.

Sementara itu, salah seorang pembicara dari kalangan muda, yang juga penulis buku Sejarah dan Pemikiran Islam, Muhammad Elhamdi mengatakan, pendidikan politik dan demokrasi di kalangan milenial perlu dilakukan terus menerus termasuk di masa pandemi Covid -19.

“Saya merasa senang saat ini banyak poster para tokoh politik bertebaran sekalipun 2024 masih jauh,” katanya.

Menurutnya, ini merupakan pendidikan politik yang berkelanjutan walaupun sedikit vulgar.

“Kita jangan hanya menerima bonus demografi saja, tapi pendidikan dan kesadaran berpolitik tidak dilakukan,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *