JABAR SIAGA COVID-19

Bandung (BRS) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) meningkatkan pengawasan protokol kesehatan (prokes) terhadap masyarakat khususnya di daerah yang peningkatan kasusnya meningkat.

Ketua Harian Satgas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat Daud Achmad mengatakan, pihaknya memperketat pengawasan prokes di enam kabupaten/kota seperti di Bandung.

Menurutnya, pihaknya melakukan operasi penggunaan masker dan jaga jarak di keenam daerah tersebut. Selain itu, kata Daud, pemerintah pun meningkatkan edukasi ke masyarakat tentang perlunya menerapkan protokol kesehatan.

“Kita lakukan operasi di daerah yang kepatuhanya menurun. Baik dengan mengedukasi maupun yustisi,” katanya dalam acara Jabar Punya Informasi (Japri) di Halaman Museum Gedung Sate Bandung, Jumat, (11/6/2021).

Selain itu, Daud menyebut pihaknya melakukan penambahan fasilitas kesehatan untuk menangani lonjakan pasien covid-19. Salah satunya dengan menambah ruang isolasi bagi pasien yang mengalami gejala ringan.

“Kita punya beberapa tempat isolasi, di BPSDM dan Secapa. Semuanya ada 350 bed,” ujarnya.

Selain itu, Daud memastikan pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan unsur lain untuk menambah ruang rawat bagi pasien covid-19 yang mengalami gejala berat.

Bahkan, menurut Daud, rumah sakit darurat yang dinonaktifkan ketika kasus covid-19 berkurang, kini diaktifkan kembali.

“Rumah sakit diaktifkan kembali. Yang Januari didirikan, Februari, Maret melandai jadi tak beroperasi. Nah sekarang dioperasikan lagi,” katanya.

Sementara itu, Ketua Divisi Penanganan Kesehatan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Jabar Marion Siagian mengatakan penambahan kasus positif COVID-19 di wilayah Jawa Barat dalam sepekan terakhir (awal Juni 2021) mencapai di atas 1.000 kasus per harinya.

“Tapi rata-rata di minggu terakhir ini kita mencapai di atas 1.000. Jadi sebelumnya di Maret dan April (2021) kita tidak mencapai di atas 1.000. Tapi di minggu ini pertambahan kasus setiap hari di atas 1.000,” kata Marion.

Menurut Marion, jika melihat perkembangan terbaru dari kasus yang terkonfirmasi (positif COVID-19) di Jawa Barar cukup fluktuasi namun cenderung meningkat.

“Jadi kami mencatat dari tanggal 28 Mei atau 15 hari setelah lebaran tahun ini kasus (positif COVID-19) sudah meningkat ada 1.200 kasus turun jadi 800 an kasus. Tapi rata-rata di minggu terakhir ini kita mencapai di atas 1.000,” katanya.

Selain itu, lanjut dia, Bed Occupancy Ratio (BOR) di Provinsi Jawa Barat saat ini sudah melebihi standar WHO yakni di atas 60 persen.

“Dan tadi malam BOR di Jabar itu sebesar 62,65 persen kalau dibandingkan minggu lalu ini pertambahannya tinggi. Sehari nambahnya dua tiga persen. Dan ini sudah melebihi standar dari WHO. WHO itu sebesar 60 persen,” kata dia.

Dengan kondisi tersebut, kata Marion, jika merujuk pernyataan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil maka Jabar menjadi “siaga” terhadap COVID-19.

“Kalau Pak Gubernur Jabar bilang ini sudah siaga karena kita tidak ingin pasien-pasien ini tidak mendapatkan layanan medis di rumah sakit karena BOR kita penuh semua,” tegasnya.

Ia mencontohkan, Kota Bandung memiliki kapasitas tempat tidur untuk merawat pasien COVID-19 bergejala ringan atau berwarna hijau 947 terisi 767.

“Kemudian yang kuning 544 itu sudah terisi 474, yang merah 79 sudah terisi 65. Coba dibayangkan, sekarang di IGD rumah sakit banyak yang sedang menunggu apakah akan dimasukkan ke ruangan gejala ringan, sedang atau berat,” paparnya.

Hadir di acara yang sama, Direktur Utama RSUD Al Ihsan Kab. Bandung, Basmala Gatot mengatakan, pihaknya memiliki 151 tempat tidur khusus untuk pasien covid-19. Saat ini semuanya terisi sehingga belum bisa merawat pasien baru yang terpapar virus tersebut.

Dia mengakui saat ini terdapat 20 pasien di instalasi gawat darurat yang belum masuk ruang perawatan.

“Ada 20 pasien di IGD yang sedang di-screening. Nanti ketahuan, apakah bisa isolasi mandiri atau dirawat,” katanya.

Akibat keterbatasan ruang rawat, dia memastikan yang bisa dirawat di rumah sakit hanya pasien yang mengalami gejala berat.

Sedangkan Direktur RS Borromeus, Chandra Mulyono, mengatakan, pihaknya menyiapkan 159 tempat tidur untuk pasien covid-19. Dia menilai, peningkatan pasien ini banyak yang berasal dari klaster keluarga.

“Banyak klaster keluarga. Jadi hindari pelanggaran disiplin prokes. Karena ada satu klaster keluarga, semuanya kena,” kata dia.

 

 

 

 

FOTO : ki-ka : Marion Siagian, Daud Achmad, Basmala Gatot, dan Chandra Mulyono pada acara JAPRI di Halaman Museum Gedung Sate Bandung, Jumat (11/6/2021) / Gun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *